Thursday 11 August 2011

Keutamaan Silaturahmi

     Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya, dan perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Silaturahmi merupakan kebutuhan yang dituntut fitrah manusia, karena dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi sosial antar umat manusia. Silaturahmi juga merupakan wujud dan tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang.
     Allah telah menyeru hamba-Nya berkaitan dengan menyambung silaturahmi dalam 19 ayat di dalam kitab-Nya yang mulia. Salah satunya, “Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Qs. An Nissa’ 4:1) Sebaliknya Allah memperingatkan orang yang memutuskan silaturahim dengan laknat dan adzab, “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka, dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (Qs. Muhammad:22-23). Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, bersabda, “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.”
     Dari Abu Ayyub Al-Anshori r.a bahwa ada seorang berkata kepada Nabi SAW, “Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalah yang memasukanku ke surga. Seseorang berkata, “Ada apa dia? Ada apa dia?” Rasulullah SAW berkata, “Apakah dia ada keperluan? Beribadalah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakan shalat, tunaikan zakat, dan bersilaturahimlah.” (HR. Bukhari). Yang dimaksud dengan silaturahim adalah berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan keadaan masing-masing dan keadaan mereka baik berupa infaq, menyebarkan salam, berziarah atau membantu kebutuhan kerabatnya. Makna secara keseluruhan silarurahim adalah memberikan yang baik kepada orang lain dan menolak sedapat mungkin hal-hal yang buruk terhadap mereka sesuai kemampuan. Digabungkan shalat dan zakat dengan kata silaturahim berarti menggabungkan kata khusus dengan kata umum.
     Sebagian orang berkata yang dimaksud dengan barakah dalam umurnya adalah dengan beramal dengan waktu yang singkat setara dengan sesuatu yang diamalkan orang lain dalam waktu yang lama. Mereka beralasan, karena rezeki dan ajal yang telah ditakdirkan dan ditentukan, maka dikatakan kepada mereka, bahwa barakah tadi bermakna tambahan dalam amal dan manfaat. Padahal hal tersebut juga telah ditakdirkan. Bahkan ketentuan tersebut meliputi semua hal.
     Allah memang telah menetapkan ajal hamba dalam catatan malaikat. Apabila ia menyambung silaturahim, maka akan ditambahkan pada apa yang tertulis dalam catatan malaikat tersebut. Jika ia melakukan amalan yang menyebabkan umurnya berkurang, maka akan dikurangkan dari apa yang telah tertulis tersebut. Pandangan ini berdasarkan apa yang ada dalam Sunan Tirmidzi dan lainnya dari Nabi Shallallu’alaihi Wasallam. (Bth)
(Dikutip dari Buletin Baitul Izzah Edisi 06 Tahun 3)

0 comments:

Post a Comment