Wednesday 24 August 2011

Puasa dan Pembaruan Manusia

     Inti dari ibadah puasa Ramadhan yang kita laksanakan adalah pengendalian diri dari berbagai hal dan perilaku yang dapat membatalkan puasa maupun menghapuskan pahala puasa, dengan harapan diakhir Ramadhan kita dapat meraih derajat orang bertaqwa dan kembali menjdi fitri. Tentunya nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah puasa juga dapat dilaksanakan dengan konsisten pada bulan-bulan berikutnya. Inilah makna puasa yang sesungguhnya.
     Dalam konteks ini, ibadah puasa merupakan cara melakukan pembaruan, baik mental, jasmani, maupun rohani yang dapat dilaksanakan oleh pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa secara kolektif. Pembaruan mental yang dimaksud adalah tumbuhnya mental-mental pejuang yang dapat mengalahkan berbagai macam rintangan dan godaan. Orang yang berpuasa dengan benar, misalnya, akan menahan lapar dan dahaganya, meskipun ia memiliki kesempatan untuk membatalkannya ketika tidak ada orang yang melihat. Namun berpuasa mengajarkan manusia untuk jujur kepada dirinya dan menyadari betapa Allah mengawasinya. Karenanya Allah mengatakan dalam hadis qudsi, “Sesungguhnya puasa seorang anak Adam adalah untuk-Ku. Dan  Aku yang akan memberikan balasannya.”

     Selain itu, pembaruan mental lainnya adalah tumbunhnya semangat saling membantu dan egaliter. Berpuasa mengikis rasa egois dan individualistis. Sebaliknya, puasa justru akan menumbuhkan rasa solidaritas serta kesetiakawanan. Dalam konteks kehidupan sebagai bangsa, pemimpin dan wakil rakyat yang berpuasa dengan benar semoga akan memiliki keberpihakan yang lebih jelas kepada rakyat yang memilihnya dan mereka dapat membuang jauh-jauh sifat untuk mementingkan pribadi atau kelompok, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sedangkan pembaruan jasmani adalah lahirnya pribadi-pribadi yang memiliki kesehatan yang prima. Berpuasa, sebagaimana dikatakan para pakar kesehatan, dapat meingkatkan kesehatan dan vitalitas. Dengan berpuasa, maka kita memberikan kesempatan kepada tubuh untuk melakukan metabolisme secara sempurna. Menyangkut pembaruan rohani, dengan berpuasa dapat melahirkan pribadi-pribadi yang bertaqwa. Ini, sebagaimana Allah SWT firmankan, “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Qs. Al-Baqarah: 183).
     Pribadi yang bertaqwa akan melahirkan pribadi-pribadi yang berakhlak mulia dan bermoral. Inilah bekal terbaik dalam mewujudkan masyarakat dan bangsa yang beriman dan bermoral, sehingga dapat mengundang keberkahan Allah. Allah SWT berfirman, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS 7:96)
(Dikutip dari Buletin Baitul Izzah Edisi 07 Tahun 3)

0 comments:

Post a Comment